Physical Model dalam basis data adalah representasi paling detail tentang bagaimana data benar-benar disimpan di dalam sistem. Model ini menjelaskan bagaimana tabel, indeks, dan struktur penyimpanan lain diimplementasikan di perangkat keras seperti memori, hard disk, hingga sistem penyimpanan lainnya.
Fokus utama Physical Model ada pada cara data disimpan, diakses, dan dioptimalkan dalam infrastruktur pendukung. Proses ini biasanya membahas hal teknis seperti partisi disk, metode akses, kompresi data, serta strategi optimasi lainnya. Physical Model menjadi langkah akhir setelah perancangan model konseptual dan Logical Model.
Elemen Penting dalam Physical Model
Dalam Physical Model, tabel dan kolom didefinisikan dengan detail. Misalnya, atribut Nama Mahasiswa
bisa diimplementasikan sebagai VARCHAR(100). Indeks juga dibuat untuk mempercepat pencarian data,
contohnya indeks pada kolom ID Mahasiswa agar pencarian lebih cepat.
Partisi sering dipakai untuk memecah tabel besar menjadi bagian kecil sesuai kriteria tertentu, misalnya berdasarkan tahun transaksi. Ada juga teknik clustering yang mengelompokkan data yang sering diakses bersama dalam satu blok penyimpanan agar akses lebih cepat. Selain itu, kompresi data dipakai untuk menghemat ruang.
Physical Model juga mengatur manajemen indeks, pembuatan statistik untuk optimasi query, serta pengaturan keamanan dan otorisasi pengguna. Contohnya, hanya admin yang bisa mengubah struktur tabel, sedangkan pengguna biasa hanya bisa membaca data.
Perbedaan dengan Logical Model dan Manfaatnya
Kalau Logical Model hanya berfokus pada hubungan antar data tanpa memikirkan cara penyimpanannya, Physical Model justru mendetailkan bagaimana data disimpan, termasuk format tabel, indeks, hingga strategi optimasi penyimpanan.
Manfaat Physical Model di antaranya: meningkatkan efisiensi penyimpanan, mempercepat performa query lewat indeks dan partisi, meningkatkan keamanan data dengan sistem autentikasi, serta mendukung strategi backup dan recovery untuk mencegah kehilangan data.